Kamis, 12 Agustus 2010

Balasan Bagi Ibu Yang Baik -Bagian 1-


Dari Ibnu Umar r.a.: Rasulullah Saw. bersabda, "Perempuan yang hamil hingga melahirkan dan menyapih anaknya akan mendapat pahala seperti pahala orang yang terluka di jalan Allah. Jika ia meninggal dalam masa itu, ia akan mendapatkan pahala mati syahid." (H.R. Ibnu Al Jauzi)

Dari Rasyid bin Hubaisy: Rasulullah Saw. menjenguk Ubadah bin Al Shamith yang sedang sakit. Beliau bertanya, "Tahukah kalian siapa orang yang mati syahid dari umatku", orang-orang yang ada di sana diam saja. Lalu, Ubadah berkata, "Buatlah aku untuk duduk!" Mereka pun mendengarkannya. 'Ubadah berkata, "Yaitu orang yang sabar dan selalu bersyukur, ya Rasulullah!" Belia bersabda, "Jika demikian, para syahid dari umatku jumlahnya sangat sedikit. Orang yang gugur di jalan Allah Swt. adalah syahid, orang yang meninggal karena penyakit pes (tha'un) adalah syahid, orang-orang mati tenggelam adalah syahid, orang yang meninggal karena penyakit perut adalah syahid, dan ibu yang meninggal karena melahirkan akan ditarik ke surga oleh anaknya." (H.R. Muslim dan Abu Dawud)

Dari Abu Hurairah r.a.: Ada dua orang perempuan sedang duduk bersama anak-anaknya. Tiba-tiba datang seekor serigala dan merenggut anak seorang perempuan itu. Perempuan yang satu berata, "Serigala telah merenggut anakmu." Perempuan yang lain berkata, "Serigala itu merenggut anakmu." Mereka mengadukan hal itu kepada Nabi Daud a.s. Lalu, Daud memutuskan bahwa anak yang selamat itu adalah anak dari perempuan yang lebih tua. Lalu, mereka menemui Sulaiman bin Daud dan memberitahukan hal itu kepadanya. Sulaiman berkata, "Ambillah pisau. Aku akan membelah anak ini untuk dibagi diantara kalian." Perempuan yang lebih muda berkata, "Jangan lakukan-semoga Allah merahmatimu! Biarlah ia menjadi anaknya." Sulaimanpun memutuskan bahwa anak itu adalah anak dari perempuan yang lebih muda. (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Huarirah r.a.: Rasulullah Saw. bersabda, "Aku adalah orang pertama yang membuka pintu surga. Kulihat seorang perempuan mendahuluiku. Aku bertanya kepadanya, 'Apa yang telah kamu lakukan?' perempuan itu menjawab, 'Aku adalah perempuan yang mengasuh anak-anakku yang sudah yatim, yakni tidak menikah lagi sepeninggal suaminya dan mengurus anak-anaknya.'" (H.R. Abu Ya'la)

Dari Abu Umamah r.a.: Rasulullah Saw. melihat seorang perempuan yang membawa anak-anaknya. Anak yang satu digendong, sedangkan anak yang lain berjalan di belakangnya. Rasulullah Saw. bersabda, "Ibu-ibu yang mengandung, melahirkan dan menyayangi anak-anaknya, jika mereka tidak mendurhakai suami dan mendirikan shalat, niscaya akan masuk surga." (H.R. Al Hakim)

Dari Anas bin Malik r.a.: Seorang perempuan menemui Aisyah r.a., Aisyah memberinya tiga buah kurma. Lalu, perempuan itu memberikan kurma kepada dua anaknya, masing-masing satu buah. Ia sendiri memegang sebuah kurma untuk dirinya. Setelah kedua anak itu menghabiskan kurma mereka masing-masing, mereka memandang kepada ibunya. Perempuan itu membelah kurma yang ada di tangannya dan membagikan kepada kedua anaknya. Kemudian Rasulullah Saw. datang dan Aisyah memberitahukan hal terseut kepadanya. Rasulullah Saw. bersabda, "Apa yang membuatmu kagum terhadap hal itu? Allah telah merahmatinya karena kasih sayangnya kepada anak-anaknya." (H.R. Al Bukhari)

Dari Jabir bin Abdullah r.a.: Rasulullah Saw. bersabda, "Janganlah mendo'akan kejelekan bagi diri kalian, anak-anak kalian, pekerja kalian, atau harta-harta kalian agar kalian tidak bertepatan dengan saat pemberian dari Allah sehingga do'a kalian akan terkabul." (H.R. Al Bukhari)

Dari Rabi binti Ma'udz r.a.: Suatu pagi pada hari Asyura, Rasulullah Saw. mengutus seseorang ke perkampungan orang Anshar untuk menyampaikan pengumuman, "Siapa yang tidak puasa pada pagi ini, tidak apa-apa. Siapa yang berpuasa pada pagi ini, hendaklah ia terus berpuasa." Kemudian, mereka berkata, "Kami berpuasa dan kami menyuruh anak-anak kami yang masih kecil agar berpuasa, insya Allah. Kami ajak mereka ke masjid dan kami buatkan mainan untuk mereka. Apabila ada yang menangis meminta makan, kami memberi mereka mainan sehingga meraka dapat menyempurnakan puasa mereka hingga magrib." (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Amir r.a.: Ketika Rasulullah sedang duduk-duduk bersama kami, ibuku memanggilku. Ia berkata kepadaku, "Kemarilah, aku akan memberimu sesuatu." Rasulullah Saw. bertanya kepada ibuku, "Apa yang hendak kau berikan?" Ibuku menjawab, "Aku hendak memberinya sebutir kurma." Rasulullah Saw. bersabda, "Jika kamu tidak memberinya sesuatu, kamu telah berbohong." (H.R. Abu Dawud)

Dari Anas r.a.: Rasulullah Saw. mengutusku dalam sebuah misi, dan aku singgah kerumah untuk menemui ibuku. Ketika tiba, ibuku bertanya kepadaku, "Apa keperluanmu?" Aku menjawab, "Rasulullah Saw. sedang mengirimku dalam sebuah misi." Ibuku bertanya lagi, "Misi Apa?" Aku menjawab, "Itu rahasia." Ibuku kemudian berkata, "Janganlah sekali-kali kamu membicarakan rahasia Rasulullah Saw. kepada siapa pun.'" (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Dari Anas bin Malik r.a.: Seorang anak Abu Thalhah menderita sakit keras lalu meninggal pada saat ayahnya tidak ada di rumah. Ketika istrinya mengetahui bahwa anaknya telah meninggal, ia menyiapkan makan dan meletakkan mayatnya di samping rumah. Abu Thalhah datang dan bertanya, "Bagaimana kondisi anakku?" Istrinya menjawab, "Ia telah tenang dan aku berharap ia telah beristirahat." Abu Thalhah menyangka istrinya mengatakan yang sebenaranya, lalu ia tidur bersama istrinya. Pada pagi hari, ia mandi. Ketika hendak keluar rumah, istrinya memberitahukan bahwa anak mereka telah meninggal. Abu Thalhah pun shalat bersama Rasulullah Saw. dan memberitahukan kepada beliau apa yang telah terjadi. Rasulullah Saw. bersabda, "Semoga Allah memberkati malam kalian berdua." Seorang dari kalangan Anshar berkata, "Aku melihat suami-istri tersebut dianugrahi sembilan anak perempuan yang semuanaya hafal Al qur'an."

Dalam riwayat Al Bukhari disebutkan bahwa istri Thalhah berkata, "Kemudian aku melayaninya dengan lebih baik dari pada malam-malam sebelumnya sehingga Abu Thalhah pun menggauliku." Ketika melihat suaminya merasa puas atas pelayanannya, ia bertanya, "Wahai Abu Thalhah, apa pendapatmu jika suatu kaum meminjamkan sesuatu pada suatu keluarga, lalu mereka memintanya kembali, apakah keluarga tersebut boleh menahanya?" Abu Thalhah menjawab, " Tentu saja tidak." Istrinya berkata, "Sesuatu itu adalah anakmu." (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Dari Amir bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya: Seorang perempuan menemui Rasulullah Saw. dan berkata, "Sesungguhnya anakku telah di kandung dalam rahimku, menyusu dari payudaraku dan mendapatkan perlindunganku. Sekarang, ayahnya telah menceraiku dan ingin mengambil anak itu dariku." Rasulullah Saw. bersabda "Engkau lebih berhak dari pada dia selam enkau belum menikah lagi." (H.R. Abu Dawud, Ahmad, Baihaqi, dan dinilai shahih oleh Al Hakim)

Baca artikel lainnya:
Berbakti dan Bersilaturahmi [Baca]
Balasan Bagi Ibu Yang Baik -Bagian 2- [Baca]
Menikahi Janda [Baca]
Laknat Para Malaikat Bagi Perempuan Yang Enggan Melayani Suaminya [Baca]

Tidak ada komentar: