Sabtu, 07 Agustus 2010

Interaksi Perempuan Dengan Laki-Laki


Dari Uqbah bin Amir r.a.: Rasulullah Saw. bersabda, "Waspadalah, jangan menemui kaum perempuan." Seorang laki-laki dari kalangan Anshar bertanya, "Walaupun ia saudara ipar?" Nabi menjawab, "Menemuinya seperti menemui kematian." (H.R. Ahmad, Al Bukhar dan Al Tirmidzi)

Dari Jabir bin Abdullah r.a.: Rasulullah Saw. bersabda, "Ingatlah, seorang laki-laki tidak boleh tidur di rumah seorang perempuan, kecuali setelah menikah atau karena muhrim." (H.R. Muslim)

Dari Abdullah bin Amir Al Ash r.a.: Suatu hari sekelompok orang dari bani Hasyim menemui asma' binti Umais di rumahnya. Ia adalah istri Abu Bakar. Ketika Abu Bakar datang, ia tidak menyukai pertemuan itu. Karena itu, Abu Bakar menyampaikan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Beliau bersabda, "Aku kira, hal itu baik." Abu Bakar berkata, "Allah memaafkan Asma binti Umais." Kemudian, Rasulullah Saw. berdiri di atas mimbar dan bersabda, "Setelah hari ini, seorang laki-laki tidak diperkenankan masuk ke rumah perempuan yang sedang ditinggal pergi suaminya, kecuali jika ditemani oleh satu atau dua orang laki-laki." (H.R. Muslim)

Dari Aisyah r.a.: Suatu hari seorang waria menemui istri-istri Rasulullah Saw. dan mereka menganggap bahwa ia adalah seorang yang tidak mempunyai hasrat terhadap perempuan. Ketika menemui mereka, Rasulullah Saw. sedang duduk bersama sebagian istrinya sambil berbicara tentang seorang perempuan. Ia berkata, "Kulihat ada lipatan lemak di perutnya." Nabi Saw. bersabda, "Ketahuilah, orang ini mempunyai hasrat. Jangan dibiarkan ia menemui kalian." (H.R. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)

Dari Aisyah r.a.: Suatu hari, Rasulullah Saw. menemuiku, sementara di rumahku ada seorang laki-laki. Beliau bertanya, "Wahai Aisyah, siapakah orang ini?" Aku jawab, "Saudara sepersusuanku." Beliau bersabda, "Wahai Aisyah, telitilah, siapa saja yang menjadi saudara-saudaramu. Yang disebut saudara sepersusuan adalah yang disusui sampai kenyang." (H.R. Jamaan kecuali Al Tirmidzi)

Dari Aisyah r.a.: Suatu hari paman sepersusuanku datang dan minta izin untuk bertemu denganku. Aku menulak untuk mengizinkannya hingga aku bertanya kepada Rasulullah Saw. Kemudian, beliau datang dan aku menanyakan hal itu kepadanya. Beliau bersabda, "Ia adalah pamanmu. Oleh karena itu, izinkanlah." Aku berkata, "Wahai Rasulullah, yang sepersusuan denganku adalah perempuan, bukan laki-laki (orang yang datang)." Beliau menjawab, "Ia adalah pamanmu sehingga boleh menemuimu." Aisyah berkata, "Peristiwa itu terjadi sebelum kami diwajibkan memakai hijab." Selanjutnya, Aisyah berkata, "Diharamkan kepada kerabat sepersusuan seperti yang diharamkan kepada kerabat sedarah." (H.R. Jamaah)

Beberapa hadits di atas menjelaskan beberapa hal berikut.

Pertama, sedemikian besar perhatian islam dalam memuliakan kaum perempuan dan menjaga mereka dari gosip-gosip yang menyesatkan.

Kedua, dengan berbagai cara, islam melarang perempuan berduaan dengan laki-laki karena bisa menjerumuskan dalam perbuatan haram.

Ketiga, seorang istri boleh menerima kunjungan seorang laki-laki lain dengan syarat ada suami atau muhrim.

Keempat, perempuan boleh menerima kunjungan saudara-saudara sepersususan.

Kelima, ada pelajaran penting dalam sikap Aisyah yang meminta izin terlebih dahulu kepada Rasulullah Saw. sebelum mengizinkan paman sepersusuannya untuk masuk menemuinya.[]

Baca artikel lainnya:
Menjaga Kesucian Diri [Baca]
Melihat Aurat Sesama [Baca]
Adab Berjalan Di Tempat Umum [Baca]
Bagaimana Perempuan Berhias [Baca]

Tidak ada komentar: