Senin, 26 Juli 2010

Sabar Menghadapi Musibah


Anas bin Malik r.a. bercerita. Suatu hari ketika sedang berjalan, Rasulullah Saw. bertemu dengan seorang perempuan yang sedang menangis di kuburan. Beliau Saw. bersabda, "Bertakwalah kepada Allah Swt. dan berasbarlah!" Akan tetapi, perempuan itu berkata, "Enyahlah dariku, Kamu tidak merasakan musibah yang sedang menimpaku sehingga tidak mengetahui perasaanku." Kemudian, ia diberi tahu bahwa orang yang tadi berbicara kepadanya adalah Rasulullah Saw. Seketika itu, perempuan tersebut bergegas pergi kerumah Rasulullah Saw. Ia mendapati Beliau tanpa pengawal. Ia berkata, "Tadi aku tidak mengenalimu." Beliu bersabda, "Sesungguhnya, kesabaran yang sempurna adalah pada saat tertimpa musibah." (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan beberapa hal sebagai berikut

Pertama, kesabaran dan ketabahan ketika ditimpa bencana akan mendorong seseorang meraih surga. Sebaliknya, ketidak sabaran merupakan sikap yang bertentangan dengan ketakwaan.

Kedua, kesabaran yang hakiki adalah menerima dengan lapang dada musibah yang minimpa sejak awal, bukan setelah musibah itu berlalu. Sebab, musibah yang berlalu segera terlupakan bersama berlalunya waktu.

Ketiga, hadist di atas membolehkan menangis ketika ditimpa musibah, tetapi tanpa disertai ratapan. Menangis kala ditimpa musibah akan mendatangkan simpati dan kasih sayang orang lain. Namun, perlu diingat bahwa kasih sayang Allah akan diberikan kepada orang yang memiliki kasih sayang kepada mahluk-Nya.


Keempat
, hadist di atas menganjurkan agar kaum muslimin mau menghibur dan meringankan beban orang yang sedang ditimpa musibah.

Kelima, hadits di atas membolehkan perempuan berziarah kubur. Sebab, jika hal itu tidak dibolehkan, tentu Rasulullah Saw. akan melarang perempuan itu berziarah kubur.

Keenam, hadits di atas menegaskan tentang sikap rendah hati dan keramahan Rasulullah Saw. kepada orang awam. Ketika perempuan itu tidak mengindahkan kata-kata Rasulullah karena tidak mengetahuinya, Beliau tidak marah dan bersikap ramah.

Ketujuh, hadist di atas mengajarkan suatu tradisi yang baik, yaitu selalu melakukan amar ma'ruf nahi mungkar.[]

Baca artikel lainnya:
Memakai Wewangian Ke Masjid [Baca]
Tempat Shalat Yang Utama Bagi Perempuan [Baca]
Mendidik Anak Perempuan [Baca]
Rahasia Bersedekah dan Beristigfar [Baca]

Tidak ada komentar: